Insinyur Yogya Temukan Kincir Air Tanpa Bendung Sungai

Bagus Kurniawan - detikcom
Yogyakarta - Ir Ismun Uti Adan menemukan kincir air tanpa harus membendung sungai. Agar karyanya tak dibajak, Ismun sudah mempatenkan teknologi yang belum ada duanya itu di kantor Departemen Hukum dan HAM.

Pembantu Rektor I Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta itu mengatakan, kincirnya berbeda dengan kincir air yang ada saat ini. Kipas penggerak roda kincir yang diberi nama Kincir Ismun itu tidak statis, tapi bisa bergerak bebas seperti gerakan kaca nako.

"Tenaga kipas yang masuk ke air dan tenaga yang didorong ke atas lebih ringan. Hambatannya nol," kata Ismun.

Sebelum berhasil, sebelumnya Ismun sudah sering mencoba-coba membuat kincir. Bahkan, dia sempat diminta membuat kincir air besar untuk menghasilkan listrik di Kalimantan Barat.

"Ternyata gagal kerena tidak bisa berputas. Padahal waktu itu mau diresmikan bupati," ceritanya mengenang kegagalan.

Hingga akhirnya Ismun mendapatkan ide kincir dengan sudut atau kipas penggerak yang bebas bergerak dari gerakan kaca nako jendela rumahnya. Dia kemudian membuat model ukuran kecil ukuran 1x1 meter dan ternyata berhasil.

Hasil itu, kemudian dipraktekkan bersama beberapa dosen Fakultas Teknik Sipil UGM dengan membuat ukuran besar diameter kincir 5 meter, lebar 4 meter. "Model ini kita ujicobakan di Sungai Kapuas mampu menghasilkan listrik sebesar 10 ribu watt. Sedang yang diujicobakan di Selokan Mataram bisa menghasilkan listrik 5 ribu watt, sudah bisa dipakai 5 rumah tangga," katanya bangga.

Menurut dia, kincir buatannya itu tidak perlu membendung sungai untuk menaikkan debit air atau membuat air terjun untuk menggerakkannya. Kincir Ismun cukup dipasang di sungai dengan kedalaman 2 meter dan lebar sungai 5 meter sudah bisa berjalan.

Ada lagi kelebihan kincri yang satu ini yaitu dapat dipindah-pindahkan. "Semakin dalam sungai atau semakin besar arusnya maka putaran kincir juga makin besar sehingga listrik yang dihasilkan juga besar. Lagipula kincir model ini juga tidak berisik tapi bersuara halus," katanya.

Menurut dia untuk membuat sebuah kincir air masih memerlukan biaya yang masih mahal sekitar Rp 350 juta sebab beberapa komponen harus dibeli dan dipesan dari luar negeri. Harga generatornya mencapai lebih dari Rp 55 juta dan gear box juga pesan dari luar negeri dengan harga Rp 50 jutaan. Beberapa komponen ada yang dibuat sendiri misalnya dengan rantai besar untuk mengerakkan roda kincir.

"Ini memang masih mahal. Kita juga belum berani menawarkan kepada PLN karena rumit hitungannya. Tapi rencananya akan ada yang dipasang di beberapa tempat di Sungai Kapuas Kalimantan. Dengan sungai besar tak perlu bendung sungai cukup buat ponton untuk mengapungkan kincir," kata Ismun.
http://www.detiknews.com/index.php/d...460/idkanal/10

Selengkapnya

Plastik Dari Kulit Jeruk

Ilmuwan dari Universitas Cornell telah berhasil menciptakan polimer menggunakan CO2, minyak dari kulit jeruk dan sebuah katalis yang mempercepat proses.

Tim ini berharap suatu saat nanti CO2 dapat digunakan untuk membuat plastik daripada berada di atmosfir.

"Yang menarik adalah kita memiliki sumber daya yang dapat diperbaharui, sekaligus dapat membuat plastik dalam jumlah yang banyak", kata Professor Geoffrey Coates.

Plastik adalah polimer, yang terdiri dari rantai molekul carbon organik panjang.

Limonene adalah senyawa karbon yang menjadi 95% bagian dari minyak dalam kulit jeruk dan digunakan untuk memberikan bau jeruk pada pembersih rumah tangga.

Professor kimia dari Cornell, Geofrey Coates dan rekannya, menggunakan turunan dari minyak ini yang dinamakan oksida limonene sebagai dasar pembentuk polimer.

Dengan menggunakan katalis agar limonene bereaksi dengan CO2, terbentuklah polimer yang bernama polylimonene karbonat.

Dapat diperbaharui

Polimer ini memiliki banyak karakteristik dari polystryene, yang banyak digunakan pada banyak bahan plastik.

"Hampir seluruh plastik menggunakan minyak bumi sebagai bahan dasarnya, katakanlah polyester pada bahan pakaian, pembungkus makanan dan elektronika", kata Professor Coates.

"Jika kita dapat menghilangkan ketergantungan kita dari minyak bumi dan menggunakan sumber daya yang berlimpah, murah, dan dapat diperbarui akan menjadi sangat menarik".

http://www.fisikaasyik.com

Selengkapnya